Gibran Minta Kurikulum Olahraga di Sekolah Diperbaiki
bebascara.space – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menghendaki agar kurikulum pendidikan olahraga di sekolah diubah agar berfokus terhadap pola hidup sehat anak, juga mencegah obesitas.
“Perlu perbaikan kurikulum pendidikan olahraga agar bisa membentuk pola hidup sehat. Misalnya, untuk mencegah obesitas terhadap anak usia sekolah,” kata Gibran sementara memimpin rapat perdana Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) di Gedung Wisma Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, Rabu, (4/12/2024).
Gibran menghendaki jajaran menteri dan wakil menteri untuk memperkuat pelaksanaan DBON yang keliru satunya bisa di awali bersama dengan mengembangkan kurikulum olahraga dan juga mewujudkan layanan penunjang olahraga di sekolah-sekolah.
Menurut dia, perbaikan kurikulum untuk membentuk pola hidup sehat di sekolah penting karena type hidup sementara ini yang serba cepat dan instan, agar banyak generasi muda mengalami penurunan ketahanan tubuh akibat type hidup tersebut.
“Dari segi kesehatan, banyak anak usia sekolah sudah kena diabetes, obesitas, gagal ginjal. Selain segi makanan juga karena kurang gerak,” ujar Gibran seperti dikutip berasal dari Antara.
Gibran juga menjelaskan kudu adanya peningkatan dalam pengembangan SDM olahraga berasal dari hulu. Menurut Wapres, pencarian bakat sampai pembinaan sebagai sistem di hulu belum dikerjakan secara maksimal.
Sementara mengenai pengembangan talenta, Gibran juga mengingatkan pentingnya inklusifitas terhadap penyandang disabilitas, baik berasal dari segi layanan prasarana, maupun pembinaan DBON.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo pun memaparkan dukungan-dukungan yang diperlukan berasal dari sejumlah lembaga terkait, untuk menambah prestasi olahraga atlet Indonesia berasal dari hulu sampai hilir.
Dito menjelaskan bahwa pemerintah mewajibkan sekolah negeri dan perguruan tinggi negeri untuk memberikan beasiswa kepada atlet, minimal 5 prosen berasal dari keseluruhan energi tampung.
“Ini mengenai bersama dengan Kemenpora, Kementerian PU, Kementerian Pendidikan Dasar, dan Kementerian Dikti Saintek,” ujar Dito.
Nantinya, hasil rapat ini akan dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto.
Mendikdasmen Bakal Jadikan AI dan Coding Mata Pelajaran Pilihan di Kurikulum
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengatakan, pihaknya akan menambah mata pelajaran Artificial Intelligence (AI) dan coding di Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dia bilang, hal itu kegunaan mewujudkan program digitalisasi.
“Ini aku sekalian sampaikan bocoran resmi. Jadi sementara kami bersua bersama dengan Bapak Wakil Presiden sebetulnya beliau memberikan pentingnya coding ini diajarkan,” kata Mu’ti usai pembukaan Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah di Jakarta Selatan, Senin (11/11/2024).
Menurut Mu’ti, AI dan coding, akan diterapkan sebagai mata pelajaran pilihan bagi peserta didik. Peserta didik, ujar dia nantinya bisa memilih mata pelajaran mana yang akan diambil.
“Kami sampaikan dalam rencana kami untuk pembaharuan kurikulum yang akan mampir itu akan memberikan mata pelajaran Artificial Intelligence dan Coding sebagai mata pelajaran pilihan di sekolah-sekolah yang sebetulnya sudah bisa melaksanakan,” sadar Mu’ti.
Mu’ti menyampaikan, AI dan coding dijadikan mata pelajaran pilihan karena perhitungkan layanan dan prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang tersedia di sekolah. Dia mengakui, belum semua sekolah di Indonesia memiliki layanan dan prasarana yang memadai.
“Kenapa pilihan? Karena sebetulnya itu memerlukan alat-alat yang canggih, layanan internet yang juga kudu bagus dan belum semua sekolah kami ini memiliki layanan itu,” kata dia.
Mu’ti menyebut, cara ini diputuskan sebagai upaya untuk menambah kualitas pendidikan dan mempersiapkan generasi Indonesia agar bisa berkompetisi di dunia global.
Gibran Ungkap Ide Mendikdasmen soal Sekolah Khusus Korban Kekerasan Seksual
Wakil Presiden atau Wapres Gibran Rakabuming Raka, mengutarakan gagasan yang diusulkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengenai sekolah khusus bagi korban kekerasan seksual.
Menurut Gibran, sekolah khusus berikut ditujukan agar korban kekerasan seksual itu meraih atensi khusus. Mengingat, kata dia sepanjang ini korban kekerasan seksual kerap dikeluarkan berasal dari sekolah.
“Jangan sampai mereka malah dikeluarkan berasal dari sekolah. Kalau bisa kami beri atensi khusus, jikalau bisa dibangunkan sekolah khusus untuk mereka. Ini idenya Pak Menteri, bukan gagasan saya,” kata Gibran dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan di Jakarta, Senin (11/11/2024).
Gibran menilai, gagasan yang diusulkan Abdul Mu’ti itu merupakan gagasan yang baik. Dia berujar, Presiden Prabowo Subianto juga akan menanggapi gagasan berikut bersama dengan baik.
“Dan ini aku kira gagasan yang benar-benar baik dan aku kira nanti jikalau dilaporkan ke Pak Presiden Prabowo dia tentu akan menyongsong baik juga. Jadi sekolah khusus untuk para-para korban-korban kekerasan. Ini aku kira benar-benar baik sekali,” ucapnya.
Ingin Kasus Serupa Tak Terjadi
Lebih lanjut, Gibran menghendaki ke depan tak tersedia bagi korban kekerasan seksual yang putus sekolah. Dia idamkan agar persoalan mirip tak lagi terjadi di dunia pendidikan Tanah Air.
“Jadi jangan sampai mereka ditinggal, mereka tuh malah kudu meraih atensi khusus. Jadi aku mohon Bapak-Ibu jangan sampai tersedia lagi terjadi kasus-kasus seperti ini,” kata Gibran.
Pada peluang itu, Gibran juga titip pesan kepada semua Kepala Dinas Pendidikan agar sekolah jadi tempat yang aman dan nyaman bagi guru dan para-para murid.
“Jadi Jangan tersedia lagi persoalan kekerasan, persoalan bullying, jangan tersedia lagi persoalan kriminalisasi guru. Ini keliru satu contoh-contoh yang tersedia sekarang,” ujarnya.