China Buka Pintu Negosiasi Tarif Bareng AS

China Buka Pintu Negosiasi Tarif Bareng AS

China
China Buka Pintu Negosiasi Tarif Bareng AS

bebascara.space – China melalui Kantor Informasi Dewan Negara merilis sebuah buku putih yang berjudul ‘Posisi China perihal lebih dari satu isu yang perihal dengan jalinan ekonomi dan perdagangan China-Amerika Serikat (AS)’.

Dilihat Liputan6.com, buku putih ini dirilis pada Rabu, 9 April 2025. Dalam buku putih ini disebut bahwa China dan AS udah menjalin jalinan diplomatik selama 46 tahun.

Hubungan perdagangan dan ekonomi bilateral pada China-AS selama ini disebut udah berkembang dengan stabil.

“Volume perdagangan pada kedua negara melonjak tidak cukup dari US$2,5 miliar pada 1979 jadi nyaris US$688,3 miliar pada 2024,” demikianlah informasi di dalam buku putih tersebut, dikutip Kamis (10/4/2025).

Meski demikian, di dalam lebih dari satu tahun terakhir, China menilai unilateralisme dan proteksionisme di AS meningkat secara signifikan. Hal ini udah mencegah jalannya kerja mirip ekonomi dan perdagangan pada kedua negara.

“Sejak dimulainya gesekan perdagangan pada Tiongkok dan AS pada 2018, pihak AS udah mengenakan tarif pada ekspor China senilai lebih dari US$500 miliar,” katanya.

Menanggapi perang tarif yang berlangsung dengan AS belakangan ini, China di dalam buku putih ini terhitung mengemukakan posisinya. China mengaku selalu terus-menerus dengan keterbukaan untuk berunding perihal tarif dengan AS, tapi dengan syarat, dialog harus dilakukan dengan saling menjunjung satu mirip salin.

“Sepanjang sengketa perdagangan ini, posisi China selalu konsisten, perselisihan harus diselesaikan melalui dialog berdasarkan kesetaraan dan kegunaan bersama,” demikianlah keterangan di dalam buku putih.

Dalam buku putih itu China menilai, langkah AS yang terus-menerus meningkatkan tarif pada barang-barang China sebagai usaha menekan bisnis China. Oleh dikarenakan itu, China mendesak AS untuk melakukan perbaikan sikapnya dan membatalkan semua tarif unilateralis dan juga menghentikan pemaksaan ekonomi.

Pintu Negoisasi Terbuka

Hal senada terhitung disampaikan oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri China yang menegaskan, China tidak menghendaki terlibat di dalam perang perdagangan. Disebutkan bahwa pintu negosiasi selalu terbuka, tapi tidak di dalam suasana tekanan ekstrem atau intimidasi.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian misalnya, di dalam konferensi pers di Beijing pada Rabu, 9 April 2025 meminta supaya AS dapat memperlakukan negara lain dengan setara dan penuh hormat kecuali menghendaki mengulas soal tarif dagang.

Hal itu disampaikan Lin Jian sehabis Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China menginformasikan bakal memberlakukan tarif baru sebesar 84 % pada barang-barang asal AS.

“Jika AS menentukan untuk tidak acuhkan dengan kepentingan AS sendiri, China dan semua dunia bertekad melawan perang tarif dan perdagangan, respon China bakal terus berlanjut hingga akhir,” jadi Lin Jian.

Lin menyampaikan, penyalahgunaan tarif dan tekanan maksimal pada China dengan tegas bakal ditolak.

China, kata dia tidak bakal dulu menerima tindakan hegemonik dan intimidasi.

“Kami tidak bakal menoleransi segala usaha untuk merugikan kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China. Kami bakal terus mengambil langkah tegas dan kuat untuk melindungi hak dan kepentingan kami,” kata Lin.

Trump Naikkan Tarif Impor China

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu, 9 April 2025 ulang meningkatkan tarif impor pada China jadi 125%.

Mengutip CNBC International, Kamis (10/4/2025) Trump menyatakan di dalam sebuah postingan tempat sosial bahwa ia meningkatkan tarif pada impor dari China jadi 125% dan bakal “berlaku segera”.

China, yang merupakan mitra dagang terbesar ketiga AS sebelumnya menyatakan bakal meningkatkan tarifnya untuk impor dari AS jadi 84%.

Selain itu, Trump terhitung turunkan tarif baru untuk impor dari lebih dari satu besar mitra dagang AS jadi 10% selama 90 hari untuk sangat mungkin negosiasi perdagangan dengan negara-negara tersebut.

75 Negara Negosiasi

Presiden AS mengatakan, lebih dari 75 Negara udah menghubungi pejabatnya untuk bernegosiasi sehabis ia menginformasikan tarif impor baru minggu lalu.

“Yah, saya pikir orang-orang sedikit melakukan tindakan tidak semestinya,” ujar Trump ketika ditanya kemudian perihal alasan menunda kenaikan tarif impor hingga 90 hari.

“Mereka jadi gelisah, Anda tahu, mereka jadi sedikit gelisah, sedikit takut,” ucap Trump di Gedung Putih.

Dalam keterangan terpisah, Menteri Keuangan AS Scott Bessett mengklaim bahwa Trump berniat untuk menghentikan tarif luas yang diumumkan pekan lalu.

“Ini adalah strateginya selama ini,” ucap Bessent di Gedung Putih.

Berita TerUpdate