KLH Dorong Pengelolaan Ramah Lingkungan

bebascara.space – Menteri Lingkungan Hidup (KLH) /Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa sampah masalah yang membutuhkan ditangani, khususnya menjelang libur Natal dan th. Baru.
“Kita kudu merefleksi diri kami masing-masing bahwa sampah itu bukan berkah, namun problem gara-gara itu, seluruh pihak wajib berpartisipasi aktif untuk mengurangi sampah, kerjakan pemilahan, dan mengelolanya bersama dengan cara-cara yang ramah pada lingkungan,” ujar Hanif, melansir antara Sabtu (29/12/2025).
Lonjakan mobilitas penduduk sepanjang libur Natal 2025 dan th. Baru 2026 (Nataru) diprakirakan bakal menambah timbulan sampah secara berarti supaya penanganan yang tepat mulai terlampau penting untuk menghindar resiko negatif terhadap lingkungan.
Pernyataan ini jadi pengingat bagi pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat sehingga tidak menyepelekan permasalahan sampah, melainkan mencuri trick nyata untuk mengelolanya bersama baik.
Langkah-langkah yang dimaksud meliputi pengurangan sampah berasal dari sumber, pemilahan, hingga pemanfaatan teknologi pengolahan limbah yang ramah lingkungan, sehingga timbulan sampah tidak mengakibatkan resiko negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan survei Natal 2025 yang ditunaikan Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans), diperkirakan kira-kira 119,5 juta orang akan lakukan perjalanan selama periode Natal dan tahun Baru. kuantitas ini setara bersama 42,01 prosen dari total populasi Indonesia.
“Angka selanjutnya tunjukkan ada peningkatan sebesar 2,71 % dibandingkan periode yang identik pada th. sebelumnya,” papar Hanif.
Lonjakan mobilitas penduduk tersebut diprediksi dapat menaikkan timbulan sampah sampai 59.000 ton sekedar dalam kala kira-kira dua minggu.
“Kondisi ini perlihatkan kecenderungan mobilitas warga yang tetap meningkat tiap-tiap tahun antara musim liburan, agar pengelolaan sampah yang efisien mulai makin lama penting,” terang Hanif.
Hal itu disampaikan usai melakukan inspeksi mendadak ke berbagai lokasi pengelolaan sampah, terasa dari hulu sampai hilir, termasuk TPA Tanjungrejo di Kudus serta Stasiun Tegal dan Cirebon, di lagi tengah momentum libur Natal 2025 dan th. Baru 2026.
Teknologi Pengolahan Sampah jadi Solusi jaman Depan
Peningkatan volume sampah selama ERA libur Natal dan th. Baru bukan sekadar fenomena musiman. perihal ini jadi ujian bagi proses pengelolaan sampah di tiap tiap daerah.
Saat meninjau TPA Tanjungrejo di Kudus, Jawa lagi tengah Menteri Lingkungan Hidup menyoroti tempat Refuse Derived Fuel (RDF) yang belum beroperasi secara maksimal. RDF adalah teknologi pengolahan sampah yang bisa membuat perubahan limbah merasa bahan bakar alternatif.
“Pengelolaan sampah di hilir tidak boleh sekedar menumpuk residu. sistem ini kudu meresmikan nilai semakin sekaligus ramah lingkungan. Teknologi seperti RDF jadi solusi ERA depan yang tidak boleh ditunda implementasinya,” kata Hanif.
Transformasi pengelolaan sampah ini diharapkan dapat mengurangi beban lingkungan dan menaikkan manfaat ekonomi berasal dari limbah yang sebelumnya semata-mata merasa masalah.
Penegakan Hukum dan Sanksi untuk menambah Pengelolaan Sampah Daerah
Selain itu, KLH/BPLH tetap mengawasi pengelolaan sampah sambil mendorong edukasi kepada penduduk Pencapaian tujuan nasional 52 persen pada 2025 masih belum maksimal.
Kondisi ini mendorong pemerintah pusat perlihatkan peringatan tegas kepada pemerintah area yang tetap kurang sungguh-sungguh mengelola sampah di wilayahnya.
Hal ini cocok dengan Undang-Undang nomor 18 th. 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang menyesuaikan tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah.
Sanksi yang diterapkan diharapkan dapat mendorong kepala tempat untuk lebih fokus mengalokasikan anggaran dan memakai teknologi yang tepat didalam pengelolaan sampah.
“Sampah ini jangan terasa persoalan yang berlarut-larut. Ke depan, kita bakal memperlihatkan sanksi administrasi bersifat paksaan pemerintah kepada daerah-daerah yang pengelolaan sampahnya belum maksimal dan berada di luar ambang batas yang telah ditetapkan,” tegas Hanif.
