Jokowi Minta Maaf Kesalahan Selama Jadi Presiden
bebascara.space – Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas semua kekeliruan sepanjang sepuluh tahun menjabat sebagai presiden.
Terkait perihal itu, Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Sitorus curiga, permohonan maaf itu cuma semata-mata sandiwara. Dia meragukan ada ketulusan berasal dari sang presiden sementara meminta maaf.
“Kalau merujuk information dan kebiasan beliau, Pak Jokowi selalu menjelaskan perihal bertentangan atau tidak sinkron dengan perasaan, asumsi dan tindakannya. Jadi saya gak tahu kali ini dia tulus atau tidak? Jangan-jangan dia sedang bersandiwara untuk melacak simpati, bukan tulus meminta maaf,” kata Deddy di Jakarta, seperti dikutip Jumat (2/8/2024).
Dia pun menantang Jokowi dengan pernyataan maafnya, dengan mencabut ketentuan yang membawa dampak rakyat menderita. Dia meyakini, perihal itu bisa ditunaikan Jokowi di sisa masa jabatannya sebagai kepala negara.
“Kalau nyata-nyata mau minta maaf serupa rakyat, cabutlah semua ketentuan yang memberatkan rakyat. Gunakan sisa sementara yang ada untuk memperbaiki kerusakan semua lembaga yang berkenaan demokrasi, penegakan hukum, HAM, lingkungan hidup dan distribusi keadilan-kesejahteraan,” ungkap Deddy.
Dia berharap, permohonan Jokowi tidak semata-mata lip service dan dia meminta publik termasuk tidak gampang yakin sebelum ada tindakan nyata berasal dari Jokowi.
“Jangan omon-omon saja. Batalkan itu usulan DPA, pasal-pasal yg berpotensi mengakibatkan kerusakan tatanan didalam revisi UU TNI-POLRI. Kalau perihal itu ditunaikan baru kami studi yakin kecuali beliau nyata-nyata minta maaf pada rakyat,” tahu Deddy.
“Jujur saja, 5 tahun rezim Jokowi itu kekuatan kerusakan pada hukum dan demokrasi melampaui 32 tahun kekuasaan Orba,” pungkasnya.
Minta Maaf ke Rakyat, Jokowi: Kami Tak Bisa Penuhi Harapan Semua Pihak
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas semua kekeliruan sepanjang sepuluh tahun menjabat sebagai presiden. Jokowi menjelaskan dirinya merupakan manusia biasa yang tidak bisa memenuhi harapan semua pihak.
“Izinkalah saya dan Profesor K.H. Ma’ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala keliru dan khilaf sepanjang ini, khususnya sepanjang kami berdua menggerakkan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia,” tahu Jokowi sementara menyampaikan sambutan.
“Kami terlalu tahu bahwa sebagai manusia, kami tidak barangkali bisa menyenangkan semua pihak. Kami termasuk tidak barangkali bisa memenuhi harapan semua pihak,” sambungnya.
Jokowi menyampaikan dirinya bukanlah manusia yang sempurna. Pasalnya, kata dia, kesempurnaan semata-mata milik Allah SWT.
“Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu cuma milik Allah SWT. Hanya milik Allah, Kerajaan Langit dan Bumi serta apa-pun yang ada di dalamnya, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini, mengajak masyarakat memanjatkan doa kepada Allah SWT atas dukungan dan anugerah yang diberikan kepada bangsa Indonesia. Sehingga, Indonesia bisa tetap bertahan di sedang krisis.
“Saya mengajak kepada kami seutuhnya yang hadir untuk berdoa bersama, memohon dukungan Allah SWT agar kami diberikan kemudahan untuk meraih cita-cita bangsa yang maju,” tutur Jokowi.
Gelar Zikir dan Doa Kebangsaan
Sebelumnya, Presiden Jokowi menggelar zikir dan do’a kebangsaan didalam rangka menyambut HUT ke-79 Kemerdekaan RI di Halaman Istana Merdeka Jakarta, Kamis (1/8/2024). Acara selanjutnya merupakan agenda rutin tahunan yang selalu digelar pada tanggal 1 Agustus.
“Kita masuk ke bulan Agustus, bulan Kemerdekaan diawali dengan zikir dan doa. Ini merupakan acara rutin yang diadakan tiap-tiap tanggal 1 Agustus,” kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana kepada wartawan, Kamis (1/8/2024).
Berdasarkan pantauan, Jokowi dengan Wapres Ma’ruf Amin tiba di halaman Istana Merdeka pukul 19.33. Jokowi kelihatan mengenakam kemeja putih, peci hitam, dan sarung bewarna putih.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Total ada 3.163 peserta yang hadir, termasuk para menteri, istri-istri menteri, Majelis Zikir, Ponpes Hubbul Wathon, para tokoh agama, tokoh agama Kalimantan Timur, lembaga dakwah Nahdlatul Ulama, pimpinan ormas Islam, pimpinan pondok pesantren, ulama dan kiai, sampai santri
“Jumlah undangan tidak cukup lebih 3.163 orang,” tahu Yusuf.