Kemenag Perkuat Kompetensi Mahasiswa

Kemenag Perkuat Kompetensi Mahasiswa

Kemenag
Kemenag Perkuat Kompetensi Mahasiswa

bebascara.space – Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama (Kemenag PTKI) meluncurkan program PRIMA Magang PTKI. Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar menjelaskan, program tersebut ada untuk memperkuat kompetensi, karakter, dan energi saing lulusan PTKI, sekaligus jadi bagian berasal dari transformasi pendidikan tinggi keagamaan menuju Indonesia Emas 2045.

“Program PRIMA Magang terlalu seiring dengan Asta Protas Kemenag atau 8 program prioritas Kemenag–khususnya di dalam mendorong terciptanya pendidikan yang unggul, ramah, dan terintegrasi,” kata Nasaruddin di Auditorium Gedung Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat layaknya dikutip berasal dari siaran pers, Sabtu (21/6/2025).

Selain itu, lanjut Nasaruddin, program tersebut terlalu relevan gara-gara memiliki tujuan jelas, yakni membangun bangsa lewat peningkatan dan pemberdayaan sumber energi manusia (SDM), serta ikut menambah kesejahteraan masyarakat. Inilah inti berasal dari semua cita-cita bangsa.

Imam Besar Masjid Istiqlal ini mengutamakan pentingnya pergantian di dalam sistem pendidikan tinggi keagamaan sehingga lulusan PTKI tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. Sebab, selama ini alumni PTKI seringkali dinilai miliki kelemahan, tapi justru itu yang jadi ciri khas.

“Selama ini alumni PTKI sering dinilai miliki kelemahan. Tapi bagi kami, itu bukan kelemahan, melainkan sebuah trademark. Yang mesti diubah justru lingkungan pacunya sehingga lebih kompetitif,” ujar dia.

Nasaruddin termasuk menyoroti sifat khas alumni PTKI yang mayoritas berasal berasal dari pesantren, sehingga miliki langkah berpikir yang luas dan mendalam.

“Mereka berpikirnya bukan cuma mikrokosmos, tapi makrokosmos—bahkan beyond makrokosmos. Perhatian mereka mungkin tidak cukup terhadap hal-hal sempit, tapi wawasannya terlalu luas,” ungkap Nasaruddin.

Nasaruddin mengingatkan, pentingnya menempatkan sikap tawadhu’ secara tepat. Alumni PTKI, menurutnya, mesti tetap rendah hati, tapi termasuk tidak curiga untuk membuktikan keahliannya.

“Di sisi yang lain jangan sombong. Sebab di dalam suatu riwayat disebutkan, orang sombong tidak akan mencium bau surga,” wanti dia.

Nasaruddin pun mengimbau mahasiswa dan alumni PTKI untuk melindungi muruah (kehormatan diri) dengan tetap menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman, serta tidak pasrah di dalam menghadapi kompetisi.

Program Sistematis dan Responsif

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, mengatakan PRIMA Magang adalah respons konkret terhadap tingginya angka pengangguran lulusan perguruan tinggi sebagaimana dirilis BPS terhadap 2023.

“Karena itu, lulusan tidak cuma mesti ijazah, tapi termasuk keterampilan praktis, pengalaman kerja, dan kesiapan mental,” ungkap Amien.

Amien menjelaskan, PRIMA Magang dirancang lewat tiga tahapan utama yakni:

-Pre-Internship & Bootcamp: Pelatihan dasar layaknya etos kerja, literasi digital, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), sampai psikotes pemetaan potensi.
-Internship di Mitra Industri: Mahasiswa akan magang di perusahaan atau lembaga selama 2–10 bulan, baik umum maupun berbasis proyek
-Mentorship & Monitoring: Mahasiswa dibimbing langsung oleh praktisi industri dan dosen kampus, dengan sistem evaluasi digital real-time.

“Program ini sistematis, progresif, dan terukur. Kita menginginkan mahasiswa kami nyata-nyata siap masuk dunia kerja, lebih-lebih jadi pionir di dalam bermacam bidang,” beber dia.

Hadapi Dunia Kerja dan AI

Sejalan dengan perihal tersebut, Direktur PTKI Kemenag, Prof. Sahiron mengatakan PRIMA Magang dirancang untuk memperkenalkan mahasiswa terhadap keterampilan baru yang relevan, termasuk teknologi Artificial Intelligence (AI).

“Alumni kami mesti perhatikan hal-hal ukhrawi, tapi termasuk jangan meninggalkan faktor duniawi. Mahasiswa akan dibekali ilmu, skill tambahan, lebih-lebih pengenalan teknologi layaknya AI,” kata Sahiron.

Program ini bersifat nasional dan terbuka bagi semua mahasiswa PTKIN dan PTKIS. Untuk kemudahan akses, Kemenag menyediakan platform digital bernama Prima Magang PTKIN yang dapat ditemukan lewat pencarian Google. Di dalamnya ada fitur pendaftaran untuk mitra industri, perguruan tinggi, dan mahasiswa.

“Klik saja kolom mahasiswa, mengisi data, langsung daftar. Mudah, tinggal buka laptop,” Sahiron menandasi.

Diketahui, sampai pertengahan Juni 2025, PRIMA Magang sudah mencatat lebih berasal dari 70 mitra industri bergabung, 1.615 posisi magang ada di 26 provinsi dan 328 kabupaten/kota, kebih berasal dari 160 PTKI sudah mendaftar dan lebih berasal dari 350 mahasiswa sudah mendaftar lewat platform digital.

Sebagai informasi, Kemenag menargetkan terhadap 2029 sebanyak 15.000 mahasiswa mengikuti program magang PTKI, terkandung 300 mitra industri dan 600 PTKI terlibat.

Berita TerUpdate