Komitmen Perdamaian dari Prabowo
bebascara.space – Di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil, Minggu (17/11/2024), Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menegaskan prinsip Indonesia terhadap berbagai isu global, termasuk perlindungan penuh untuk perdamaian Palestina.
“Jika ada mungkin gencatan senjata dan kebutuhan pasukan penjaga perdamaian yang diamanatkan secara internasional, kami siap sedia kan pasukan,” kata Prabowo.
Antonio Guterres pun memuji peran strategis Indonesia di dalam kerja mirip internasional. Guterres menganggap Indonesia sebagai mitra yang terlalu mutlak bagi PBB. “Kami setuju dengan Indonesia di dalam kaitannya dengan aspek-aspek mutlak yang kami menghadapi di dunia selagi ini,” ucap Guterres.
Kondisi Palestina, lebih-lebih Jalur Gaza, kini memang menjadi sorotan dunia. Sejak konflik 7 Oktober 2023 sampai 5 November 2024, Kementerian Kesehatan di Gaza mencatat sudah 43.391 warga Palestina yang meninggal dunia, selagi 102.347 lainnya dilaporkan terluka.
Dunia prihatin. Apalagi konflik di kawasan itu kian meluas. Jika konflik ini semula hanya melibatkan kelompok Hamas dan Israel, kini justru semakin melebar. Iran dan Lebanon ikut nimbrung, saling berbalas serangan dengan Israel.
Rundungan konflik ini pasti membawa dampak warga Palestina kian sengsara. Saban hari mesti hidup di antara desingan peluru dan letupan-letupan peledak. Karena itulah banyak negara menyerukan gencatan senjata, menginginkan kawasan ini damai, termasuk Indonesia seperti disampaikan Prabowo di dalam pertemuan dengan Antonio Guterres itu.
Sebelumnya, sesudah berjumpa dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, di Washington DC terhadap 13 November, Prabowo menyatakan menopang solusi dua negara untuk selesaikan konflik Palestina. “Saya selamanya menyarankan two states solution memang mereka termasuk setuju,” ujar Prabowo.
Dia menghendaki gencatan senjata bisa segera terwujud untuk menciptakan perdamaian yang lebih stabil di kawasan tersebut. “Kita bekerja kami menghendaki untuk bisa gencatan senjata segera,” ucap Prabowo.
Posisi Indonesia Terhadap Palestina Tidak Berubah
Sejak dulu, posisi Indonesia terhadap Palestina memang tidak pernah berubah. Kedua negara mempunyai jalinan erat. Saat Indonesia baru saja mendeklarasikan kemerdekaan, Palestina menjadi keliru yang pertama kali mengakui kemerdekaan tersebut. Sehingga tidak heran, sejak jaman Presiden Soekarno sampai Prabowo, Indonesia terus menopang kemerdekaan Palestina.
Komitmen Prabowo di dalam menopang rakyat Palestina lebih-lebih ditunjukkan jauh sebelum akan menjadi presiden. Saat tetap menjabat sebagai Menteri Pertahanan di jaman Presiden Joko Widodo, Prabowo lebih-lebih mengirimkan perlindungan untuk rakyat Palestina.
Pada 8 Januari silam, Prabowo membiarkan kapal rumah sakit TNI KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 untuk laksanakan pelayaran Muhibah/Port Visit ke Mesir. Kapal yang dilepas dari Dermaga Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta, itu membawa perlindungan kemanusiaan untuk Palestina.
Prabowo termasuk menegaskan prinsip menopang Palestina di dalam pidato perdana sesudah dilantik sebagai presiden di Gedung Nusantara DPR/MPR. Pada 20 Oktober itu, Prabowo menyatakan bahwa Indonesia menopang penuh kemerdekaan Palestina.
“Kita mempunyai prinsip kami mesti solider, kami mesti membela rakyat-rakyat yang tertindas di dunia ini. Karena itu kami menopang kemerdekaan rakyat Palestina,” ucap Prabowo.
Menurut dia, Indonesia di jaman Presiden Joko Widodo sudah aktif mengirimkan sejumlah perlindungan kemanusiaan ke Palestina. Indonesia sudah mengirim sejumlah tenaga medis yang ikut menopang di lokasi Gaza dan Rafah.
“Hari ini kami mempunyai medis yang bekerja di Gaza, di Rafah, dengan risiko yang terlalu tinggi. Dokter-dokter kita, perawat-perawat kita, sudah bekerja mirip di Rafah, di Gaza, dengan saudara-saudara kami dari Uni Emirat Arab,” kata dia.
Indonesia, tambah Prabowo selagi itu, siap mengirimkan perlindungan tambahan dan juga mengevakuasi korban konflik, termasuk anak-anak Palestina yang mengalami trauma. Prabowo berkomitmen buat persiapan rumah sakit di Palestina.
“Kita siapkan semua rumah sakit tentara kami dan nanti rumah sakit rumah sakit lain untuk menopang saudara-saudara kami yang menjadi korban konflik yang tidak adil,” tambah dia.
Ditanggapi Langsung Oleh TNI
Komitmen Prabowo untuk mengirimkan pasukan perdamaian ke Palestina, yang disampaikan di Rio de Janeiro, itu bukan hanya cek kosong belaka. Setelah pertemuan Prabowo dengan Antonio Guterres itu, TNI segera merespons.
Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Mayjen TNI Taufik Budi Santoso, menyatakan bahwa TNI buat persiapan sejumlah langkah awal untuk menopang misi perdamaian di Palestina tersebut.
“Kami sudah di langkah awal dengan membawa dampak organisasinya. Tinggal nanti tahapan selanjutnya adalah sesuaikan dengan permintaan dari PBB. Itu pasti,” kata Taufik Budi Santoso.
Sebelumnya, terhadap 6 Juni lalu, Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto, menyatakan sudah buat persiapan brigade yang terdiri dari empat batalyon untuk dikirimkan sebagai pasukan perdamaian ke Gaza. Pasukan itu siap dikirim terkecuali Indonesia meraih mandat dari PBB untuk merawat perdamaian.
Menurut Agus Subiyanto empat batalyon itu terdiri dari Batalyon Support, Batalyon Kesehatan, Batalyon Zeni, dan Batalyon Perbekalan. Seluruh pasukan berjumlah 1.212 personel.
“Kita akan membentuk Brigade Komposit yang terdiri dari Batalyon Support, Batalyon Zeni, lantas Batalyon Kesehatan, dan Batalyon Perbekalan, ke sana,” kata Agus.
Batalyon Kesehatan, kata Agus Subiyanto, mempunyai kemampuan perawatan medis karena dilengkapi dengan dokter. Sementara Batalyon Zeni mempunyai kemampuan membawa dampak konstruksi, Batalyon Perbekalan bisa membawa dampak dapur umum, dan Batalyon Support menopang pengamanan bagi personel-personel yang bertugas di Gaza.
Menurutnya, pasukan-pasukan pengamanan selamanya dibutuhkan karena di area selanjutnya tetap terjadi konflik. “Jadi kami selamanya mengamankan pasukan kami yang membantu,” mengetahui Agus Subiyanto.
TNI termasuk buat persiapan dua kapal rumah sakit di dalam misi perdamaian tersebut, yakni KRI Radjiman dan KRI Suharso. Dua kapal rumah sakit itu bisa menopang perawatan bagi masyarakat yang terdampak konflik.
“Itu bisa merawat di di dalam kapal, dan termasuk ada unit darurat bisa operasi kelas satu, ada x-ray dan ada UGD,” tutur Agus Subiyanto.