Muncul Gerakan Ide Patungan Beli Hutan

bebascara.space – Warganet tengah diramaikan oleh ajakan patungan membeli Hutan sebagai keliru satu gagasan untuk menyelamatkan alam Indonesia dan respons terhadap apa yang berlangsung di Sumatra.
Hal ini berawal dari group pelestari lingkungan, Pandawara kelompok yang tawarkan rencana selanjutnya melewati akun Instagram mereka.
“Lagi ngelamunm, tiba-tiba aja kepikiran gimana kalo penduduk Indonesia bersatu berdonasi beli hutan-hutan supaya tidak dialihfungsikan,” tulis mereka di akun Instragramnya.
Hal ini pun memetik beragam komentar berasal dari sejumlah nama populer seandainya content creator Atta Halilintar yang turut berkomentar. “Ikuttt,” tulisnya.
Penyanyi ternama Vidi Adiano pun berikan respons yang sama juga “IKUT!!!,” tulisnya.
Menanggapi perihal selanjutnya Legislator PKB Daniel Johan menyadari ini wujud rasa kekecewaan penduduk pada apa yang berlangsung di Sumatra.
“Ini sindiran tajam untuk pemerintah, kendati secara ide menarik dan wujud kepedulian berbarengan atas rusaknya Hutan dan lingkungan. rencana patungan membeli rimba supaya bisa mengantarai persoalan deforestasi mencerminkan rasa kekecewaan yang dalam,” kata dia kepada wartawan, Rabu (10/12/2025).
Pria yang duduk di Komisi IV DPR ini berharap ini mulai momentum untuk menegakan hukum pada para perusak hutan.
“Kondisi degradasi rimba kian tahun makin habis dan menyebabkan bencana ekologis yang menelan korban dan harta benda. sementara para pelaku tidak dulu bertanggung jawab atas ulahnya pada rusaknya hutan,” ungkap Daniel.
Dia pun menyambut baik rencana patungan beli rimba tersebut
“Ini wujud tamparan membuat pengambil kebijakan yang dengan mudah berikan izin konsensi tanpa pengawasan yang baik. ide ini apabila berhasil bakal jadi terobosan baru menyelamatkan Hutan dan bersama ‘patungan’ bermakna rimba jadi punya rakyat, bukan Hutan milik negara semata,” kata Daniel.
BNPB: ongkos Perbaikan dampak Banjir Sumatra Rp 51,8 Triliun
Presiden Prabowo Subianto menerima laporan bahwa anggaran untuk memperbaiki fasilitas rusak akibat banjir serta longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat menggapai Rp 51,82 triliun. Adapun anggaran pemulihan pasca bencana untuk Provinsi Aceh capai Rp 25,41 triliun.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto ketika mengikuti rapat terbatas penanganan banjir Sumatra berbarengan Prabowo di Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh, Minggu 7 Desember 2025.
“Tadi dari ayah Menteri PU spesial untuk Aceh saja, pemulihan sampai bersama dengan saat ini (hingga) kondisi seperti awal mulanya perlu anggaran Rp 25,41 triliun,” kata Suharyanto.
Sementara itu, biaya perbaikan di Sumatra Utara menggapai Rp12,88 triliun, namun Sumatra Barat mencapai Rp 13,52 triliun. Suharyanto mengemukakan cost tersebut masih berpotensi bertambah gara-gara BNPB tetap berkoordinasi bersama dengan Kementerian Pekerjaan lazim (PU).
“Kami laporkan ini secara nasional bapak Presiden, dari Kementerian PU bersama dengan penjumlahan dari tiga provinsi, estimasi yang dibutuhkan dana, sekian Bapak,” jelasnya.
Biaya Santunan pakar Waris
Suharyanto menuturkan biaya berikut dipergunakan untuk meningkatkan layanan kepada korban, pengungsi, dan masyarakat umum
Kemudian, mempercepat penyaluran santunan bagi pakar waris korban yang meninggal dunia dan hilang, mencukupi stok logistik secara berjenjang berasal dari tingkat desa/gampong hingga ke daerah tingkat atasnya.
“Kemudian, untuk daerah-daerah yang relatif telah pulih seperti di Sumatra Barat, sebagian Sumatra Utara, kita dapat masuk step rehabilitasi, rekonstruksi. lantas tidak sama-sama ini, bapak Daerah-daerah yang udah lebih baik dia bisa duluan (rehabilitasi),” tutur Suharyanto.
Suharyanto termasuk memberikan perencanaan pembangunan hunian sesaat (huntara) dan hunian masih (huntap) untuk para pengungsi masyarakat terdampak bencana banjir. Huntara dapat dibangun oleh bagian satuan tugas (satgas) TNI dan Polri.
Kami mohon yang relokasi, yang harus geser itu. kita mohon dari Kementerian Perumahan yang membangun, papa (Presiden),” tutur Suharyanto.
